4/25/2018

0821 3765 4724 Solo Basahan Griya Rias Manten Tanti

Pengantin Solo Basahan, Pengantin Jawa, Pengantin Jawa Solo, Pengantin Solo Putri, Pengantin Jawa Solo Modifikasi



Penggunaan busana dan rias pengantin Solo Basahan ini ini bersumber dari tradisi Keraton. Pada jaman dahulu pakaian ini hanya boleh dikenakan dilingkungan dan oleh kerabat keraton, namun seiring perkembangan zaman, busana dan rias pengantin Solo Basahan dapat dikenakan oleh masyarakat. Hal ini hampir sama dengan berbagai motif batik yang dulunya sangat disakralkan kini dapat dipakai oleh masyarakat umum


Mempelai wanita pengantin Solo Basahan mengenakan kemben, kain dodot, atau yang biasa disebut kampuh, dan memakai sampur. Kain yang digunakan bermotifkan alas-alasan, kain dengan motif tersebut memiliki makna yang mendalam tentang suatu jalan kehiduapn yang digambarkan melalui alas atau hutan.

Warna hijau yang mendominasi pada riasan solo basahan memilki suatu makna ketuhanan, penggambaran hutan pada beberapa aksesorisnya menjadi perlambang hayati yakni menyatunya jiwa raga dengan alam, selain itu juga bermakna kemakmuran serta kewibawaan. Secara lebih rinci, motif alas-alasan ini terbentuk dari berbagai ragam hias stilasi flora fauna seperti garuda, kura-kura, ular, burung, gunung, gajah dan lain sebagainya yang menggambarkan keselarasan alam.


Satu barang penting yang wajib dipakai adalah buntalan yang berisi daun-daunan dan bunga-bunga wangi yang dipercaya mampu menolak kesialan serta malapetaka. 



Aneh, tapi memang begitulah kenyataan yang ada di masyarakat




Tidak ada komentar:

Posting Komentar