5/15/2018

Makna Tumpeng

MAKNA TUMPENG BAGI MASYARAKAT JAWA


Kata tumpeng diartikan sebagai “tumapaking panguripan tumindak lempeng tumuju pangeran” atau dapat diartikan manusia harus hidup menuju jalan Allah.

Bentuk kerucut merupakan gunung, yaitu tempat yang sakral dan lauk pauk sekelilingnya adalah kehidupan lingkungan sehingga sebagai kesatuan yang tumpeng dan rangkaiannya adalah simbol ekosistem.



Bentuk kerucut tumpeng terkait dengan kondisi geografis Pulau Jawa yang banyak memiliki gunung berapi. Karena mendapat pengaruh budaya Hindu, dulu masyarakat Indonesia memuliakan gunung. Makanya, dicetaklah nasi menjadi bentuk gunung Mahameru yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya dewa-dewi.

Kerucut yang runcing melambangkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan menempatkan Tuhan pada posisi puncak yang membawahi alam dengan segala isinya dibawah puncak itu (badan dan dasar kerucut). Kerucut yang kokoh terdiri dari butir-butir nasi melambangkan persatuan dan kebersamaan memohon perlindungan dan keselamatan kepada Tuhan.

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun telah menetapkan tumpeng sebagai salah satu dari 30 ikon kuliner tradisional Indonesia. Tumpeng dianggap dikenal secara luas oleh masyarakat, ada pelaku profesional yang membuatnya, serta bahan-bahannya mudah didapatkan.

Tak heran, tumpeng hampir selalu ada dalam upacara tradisional seperti mitoni (nujuh bulanan), kelahiran bayi, ulang tahun, pernikahan, sunatan, perayaan panen, bahkan upacara pemakaman. Dalam masyarakat modern, tumpeng juga hadir dalam perayaan ulang tahun perusahaan, HUT RI, serta acara-acarabesar.

Sejak 1970-an, tumpeng sudah mulai meninggalkan nilai-nilai spiritual aslinya. Kini, tumpeng dibuat berdasarkan estetika dan nilai gizinya, sehingga tambahan sayuran seperti seledri, wortel, dan tomat sudah jamak. Bahkan, lauk seperti perkedel, abon, kedelai goreng, telur dadar, potongan mentimun, tempe kering, serundeng, urap, ikan asin, dll sudah jadi semacam 'menu wajib' tumpeng.

Dalam melakukan pemotongan tumpeng tidak dilakukan secara sembarang. Terdapat rangkaian yang memiliki banyak makna. Dalam memotong kerucut dari tumpeng dianjurkan untuk menganmbil sedikit bagian tengah kerucut kemudian baru dipotong ujungnya. Hal ini diartikan bahwa sebagai manusia yang baik hendaknya memulai dari suatu proses yang dilambangkan dengan bagian tengah bukan hanya menikmati hasil dan berada dipuncak tanpa suatu proses yang berarti.

Orang jawa yang selalu memperhatikan segala sesuatu dalam konsep kehidupan yang diterapkan dalam sebuah wujud tumpeng. Kita sebagai generasi penerus dari para leluhur hendaknya kita menjaga dengan baik serta meneruskannyadari generasi ke generasi.


5/13/2018

Profil Owner

Raden Nganten Bintari Saptanti Ingin Lestarikan Budaya Jawa Lewat Gria Rias Pengantin

Raden Nganten Bintari Saptanti Ingin Lestarikan Budaya Jawa Lewat Gria Rias Pengantin
Raden Ngatmi Bintari Saptanti, keturunan Hamengku Buwono II, pemilik Griya Rias Pengantin Tanti di Semarang.


Laporan Wartawan Tribun Jateng, Wilujeng Puspita Dewi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Maraknya sanggar rias pengantin, membuat banyak pemilik berusaha menghadirkan inovasi-inovasi baru.
Segala keinginan klien atau calon pengantin pun mereka turuti demi keuntungan materi.

Namun tidak dengan Raden Nganten Bintari Saptanti.
Baginya, semua tata cara dalam berbusana maupun  prosesi pernikahan merupakan  budaya leluhur yang memiliki makna.

"Menjadi perias pengantin bukanlah sesuatu yang mudah. Kita dititipkan amanat leluhur untuk membekali nasihat kepada calon pengantin. Yaitu melalui makna tersirat pada busana dan prosesi. Kita tidak bisa sembarangan mengubah. Meskipun itu permintaan dari calon pengantinnya sendiri," ungkap Raden Nganten Tanti kepada Tribun Jateng, Sabtu (12/5/2018).

Dibesarkan dalam lingkungan keraton membuat dirinya mencintai budaya Jawa.
Dikatakanya, dirinya merupakan keturunan dari keluarga Keraton Yogyakarta. Tanti merupakan keturunan ke-7 dari Sri Sultan Hamengku Buwono II.

"Raden Nganten ini gelar yang diberikan untuk keturunan keraton," ungkapnya yang awalnya enggan bercerita soal gelar.

Menyandang gelar tersebut merupakan tanggung jawab bagi dirinya untuk terus melestarikan budaya sebagai keturunan keraton.

Oleh karena itu, melalui griya rias pengantinnya, ia selalu menyelipkan ajaran-ajaran leluhur soal kehidupan  kepada calon pengantin.

Ia akan menerangkan makna dalam setiap bagian busana serta prosesi yang dilakukan oleh kedua mempelai.
"Saya membangun griya rias manten ini sebagai bentuk dari pelestarian budaya Jawa. Ini keinginan saya sejak kecil, dan baru terwujud 13 tahun lalu," ceritanya saat ditemui di Griya Rias Manten Tanti, Taman Tulang Perum Jatisari, Semarang, Jawa Tengah.

Nama Raden Nganten Bintari Saptanti sendiri memang sudah dikenal di kota Semarang sebagai pemilik Rias Pengantin yang memiliki pakem.

"Pengalaman empiris semasa kecil membuat saya merasa harus mempertahankan tatanan yang sudah dibuat oleh para leluhur," tandasnya. (*)

5/09/2018

0821 3765 4724 , Griya Rias Manten Tanti Wujud Tuwuhan






Pengantin,Pengantin Jawa,Pengantin Jawa Modern,Upacara Adat Jawa,Siraman,Siraman Pengantin

WUJUD TUWUHAN

Tidak semua tumbuhan dapat untuk tarub,tetapi harus dipilih tuwuhan yang memiliki makna dan harapan,berikut tumbuhan dan filosofi pada tuwuhan.

1.Bambu wulung : bentukny lurus,warna hitam,pangkalnya kuat sebagai penyangga gapura tarub tuwuhan,yang melambangkan pesan dan harapan akan kekuatan,kesentosaan dan kelestarian dalam membangun keluarga.

2.Janur kuning,janur melambangkan keindahan dan kemenangan (kebahagian dan cita cita keluarga).janur singkatan sejatining nur ( cahaya sejati yaitu nur ilahi),sebagai hamba Tuhan selalu Takwa dan menjalankan perintah dan menjahui laranganNya

3.Dua batang pisang raja talun: Dipilih Pisang raja talun yang unggul,lengkap dan tandan buahnya,sudah suluh dengan jumlah yang sisir yang genap dan seimbang untuk kanan dan kiri tarub.melambangkan harapan bahwa pengantin akan mendapatkan Pepadang ( atau petunjuk jalan jalan yang benar ) pada kehidupan agar mencapai kebahagian yang seimbang antara suami istri lahir dan batin,juga harapan dari orang tua agar pengantin memiliki sifat Raja dan Ratu yang berbudi bawa leksana,pengantin suka berderma kepada sesama dan menepati janji.

4.Tebu arjuna/herjuna ( wulung ) : singkatan ( jarwa dhosok ) tebu adalah anteping kalbu
( kemantapan Hati ),Tebu melambangkan kekuatan dan kesentosaan pengantin dalam membangun
Rumah tangga,hidup rukun dengan sanak saudara,tahan dan dapat mengatasi godaan dan rintangan
Teguh jiwa dan raga. 

5.Cengkir Gading atau Cengkir legi ( puyuh ) : berfilosofi kenceng ing pikir,orang tua menyetujui
Bersatunya kedua pengantin
6.Daun kluwih : melambangkan harapan oranng tua agar anaknya diberikan keluwihan ( kelebihan )
Kelebihan derajat,pangkat dan semat ( keturunan,kedudukan,dan jabatan ) drpd orang lain
7.Daun andhong: Daunnya lurus,selalu tegar bahkan dapat dapat meluruskan batang besar yang
Bengkok,melambangkan bahwa hidupnya dapat berguna bagi orang lai,meluruskan tingkah laku
Yang bengkok ( salah ).
8.Daun Girang : warnanya cerah,bersih tidak berbulu.melambangkan harapan bagi pengantin untuk
Senantiasa memberikan kebahagian tidak menyakiti sesama,hidupnya cerah dan dapat memberi
Pencerahan
9.Alang alang : Alang alang termasuk jenis rumput yang dapat tumbuh dimana mana ( daya hidup
Yang tinggi ),tahan panas dan hujan,rumput ini melambangkan harapan pengantyin dapat hidup
Tahan banting dan semangat hidup yang tinggi.alang alang juga melambangkan harapan pengantin
Dapat mengatasi segala halangan dan rintangan hidup
10.Daun apa apa : Daun apa apa termasuk tumbuhan kecil ( gulma ).rumput ini melambangkan
Pesan dan harapan agar perhelatan dapat berlangsung aman lancar dan selamat tidak ada halangan
Apa apa. 

11.Daun Beringin : Pohon beringin memiliki daun yang rimbun,batangnya kokoh,dan akar yg kuat
Dan panjang,dengan harapan pengantin dapat menjadi pengayoman,atau saling melindungi,keluarga
Yang kokoh seperti batang yang kokoh agar pengantin dapat saling mengayomi dan kokoh rumah
Tangganya agar dapat tercapai cita citanya 

12.Padi : Padi melambangkan kemakmuran agar pengantin diberi cukup pangan.
Padi juga melambangkan rendah hati semakin berisi semakin merunduk. 

13.kapas : Melambangkan sandang,dengan harapan mendapatkan sandang yang berkecukupan
Kalau digabungkan padi dan kapas harapan berkecukupan sandang dan pangan
 
14.Daun Kara : Tanaman kara merambat dari tempat rendah ke tempat yang tinggi,agar pengantin
Selalu bersyukur banyak atau sedikit rerjeki yang di dapatkan.dan pengantin tidak mudah mudah
Putus asa mengapai cita cita seperti pohon kara yang merambat dr tempat rendah ke tempat yang
Lebih tinggih 

15.Daun Maja : Pohon maja selalu memiliki daun yang hijau royo royo dan tahan lama tetapi buah
Pait,melambangkan hidup yang senantiasa gembira,ayem tentrem walaupun hidup tidak lepas dari
Cobaan ( kepahitan Hidup ).Tidak ada manusia hidup tanpa cobaan dan perjuangan 

16.Daun dhadap serep: Pohon dhadap serep memiliki daun yang lunak dan sering digunakan untuk
Tolak balan dan menurunkan panas.hal ini melambangkan ketenangan hidup yang ayem tentrem
( anyep / dingin tidak panas ),luwes tidak kaku atau lunak dapat memberikan rasa dingin terhadap
Suasana atau orang yang membutuhkan. 

17.Daun Sirih : Daun Sirih yang diolesi kapur ( injet atau apu ) berkmana sebagai penolak kekuatan
Jahat atau tolak bala,agar terhindar dari ganguan yang jahat



Demikian ulasan tuwuhan berdasarkan buku buku dari dinas pendidikan dan kebudayaan,dan
Pengetahuan saya pribadi sebagai perias sekiranya dapat bermanfaaat..
Sekiranya ada kritik maupun saran,dan tambahan keterangan yang dapat melengkapi tulisan ini


0821 3765 4724 , R.Ngt Bintari Saptanti


#pengantin
#pengantinjawa
#adatjawa
#pengantinjawa
#siraman
#siramanadatjawa
#siramanpengantinpri
a

0821 3765 4724, Griya Rias Manten Tanti





Rias Pengantin,Rias Pengantin Jawa,Upacara Pernikahan Adat Jawa,Bleketepe,Tuwuhan

Bleketepe dan Tuwuhan

Istilah Bleketepe dan Tuwuhan,selalu terdengar di dalam pelaksanan upacara pernikahan adat jawa,bagi sebagian masyarakat jawa mengenal dengan singkat berupa pisang di depan tarub rumah pamangku gati,yang sebenarnya tidak hanya berupa pisang tetapi banyak makna dan filsafahnya.dari berbagai buku dinas pendidikan dan kebudayaan,dan sedikit pengetahuan yang saya pelajari,dari profesi saya sebagai perias,mencoba menuliskan untuk sahabat2ku yang luar biasa,
BLEKETEPE,Pemasangan tarub biasanya di awali dengan pemasangan bleketepe,oleh bapak dan ibu pemangku hajat.bleketepe adalah anyaman daun kelapa tua ( bukan janur ),jika gapura taruib besar bisa dipasang beberapa bleketepe,singkatan ( jarwa dhosok ) bleketepe adalalah “yen wes ditumplek blek rakete peni”( jika kehendak sudah dicurahkan,cocok dan erat maka akan membawa keberkahan)
TUWUHAN,Makna dari Tuwuhan yang melambangkan hal hal berikut:
1.Pengharapan akan kemakmuran
2.semangat hidup baru ( tuwuh=tumbuh )yang terus tumbuh, pengantin mulai tumbuh kehidupan baru,memulai kehidupan berumah tangga ,tumbuh tanggung jawab dan tumbuh mandiri
3.Hidup dan Kehidupan : Tumbuh tumbuhan yang dipasang masih segar,melambangkan kehidupan yang senantiasa tumbuh dan berkembang
4.Harapan bahwa hidup pengantin akan berkembang menuju kebahagian
5.Harpan dan keharmonisan dan keindahan hidup berkeluarga seperti harmoni dan keindahan berbagai tuwuhan yang dipasang pada tarub
6.Harapan sang Pengantin segera diberi keturunan yang dapat mengembangkan keluarga
Adapun jenis dan macam tumbuhan yang akan dipasang sebagai tuwuhan pun,dari tumbuhan tertentu yang penuh makna dan filosofi,
Bangga dan terharu ketika tulisan saya di apresiasi generasi muda terutama yang akan mengunakan adat jawa di pernikahannya,untuk jenis tumbuhan yang ada dituwuhan akan sayan coba tulis di tulisan berikutnya,semoga menjadikan generasi muda mencintai budaya jawa yang syarat makna dan filosofi.Memakai riasan jawa dan melaksanakan upacara pernikahan adat jawa salah satu bentuk kecintaan kita kepada anak dan cucu kita...

0821 3765 4724 , Griya Rias Pengantin Tanti

R.Ngt Bintari Saptanti

Untuk pertanyaan,kritik maupun saran untuk lebih detailnya pembahasan diatas,atau untuk pertanyaan yang akan saya jawab sesuai dengan kemampuan dan kapasitas saya sebagai perias pengantin jawa pada khususnya.

#riaspengantin
#upacarapengantinjawa
#tatacarapengantinjawa
#siraman
#siramanadatjawa
#pengantinjawa
#siramanpengantin

5/08/2018

0821 3765 4724 ,Siraman Griya Rias Pengantin Tanti




Siraman,SiramanAdat Jawa,Siraman Pengantin Jawa,Siraman Pengantin Adat Jawa,Acara Siraman Pengantin jawa


SIRAMAN

Membicarakan Pernikahan istilah Siraman dilibatkan,bukan sekedar istilah tanpa makna,siraman merupakan upacara adat warisan nenek moyang yang mengandung banyak falsafah ...

seringkali calon pengantin belum paham apa makna filosofi di dalam siraman yang membuat calon pengantin engan mengunakannya,dengan kesan hanya mandi membersihkan diri,,sehari hari juga mandi seperti yang dipahami.
Dalam Upacara Siraman,calon pengantin dimandikan dengan air yang telah dicampur dengan bunga tujuh rupa,yang maknanya tidaklah sedangkal membersihkan diri,,siraman di lakukan sebelum akad nikah sebagai simbol dari penyucian diri,membangun mahligai pernikahan yang suci,calon mempelai harus memulai dari keadaan suci,bersih tidak selalu suci,tetapi suci selalu bersih...
bunga mawar yang dicampur sebuah harapan agar calon mempelai dapat selalu jujur demi kebenaran,bunga melati yang harum harapan agar calon mempelai dapat membawa nama harum keluarga,bunga kenanga berarti harapan agar calon mempelai selalu dipayungi oleh keteduhan hati....
masih satu dari banyak filosofi mengenai siraman,terlapas dari calon pengantin akan memakai siraman atau tidak dalam pernikahannya,,Griya Rias Manten Tanti akan membantu menuliskan makna dan filosofinya dalam tulisan selanjutnya,,,
cintailah budaya jawa wujud kita peduli dan sayang anak cucu kita,,,

0821 3765 4724 , Griya Rias Manten Tanti
untuk yang sudah tidak sabar dengan tulisan berikutnya bisa bertanya di no diatas
R.Ngt Bintari Saptanti


#siraman
#siramanpengantin
#siramanpengatinjawa
#siramanpengantinadatjawa
#siramanpengantinadatsunda
#siramanpengantinmuslim
#siramanpengantinputra

0821 3765 4724 Siraman Griya Rias Manten Tanti






Siraman,Tata Cara Pengantin Adat Jawa,Acara Siraman Pengantin Jawa,Siraman Pengantin Muslim,Siraman Pengantin Pria,


MAKNA SIRAMAN


Melanjutkan tulisan mengenai Siraman..
Tidak Hanya tentang makna dari kembang setaman,jumlah penyiram dalam siraman yang seringkali di lakukan dalam bilangan ganjil yang rata rata mengambil jumlah 7 atau 9 mempunyai filosofi yang menarik,TUJUH orang bermakna pitulunganatau pertolongan,sebab tujuh dalam bahasa jawa adalah pitu yang berarti pertolongan dengan harapan calon pengantin nantinya akan mendapat pertolongan dan banyak kemudahn dalam rumah tangganya,SEMBILAN berarti membersihkan babahan hawa sanga atau Sembilan lubang yang ada pada tubuh manusia,dengan harapan calon pengantin nantinya dapat menahan hawa nafsu dalam menjalani kehidupan pernikahan,setelah siraman ada kucuran air kendi.ketika untuk calon pengantin muslim berwudhu dengan kucuran kendi dari ayahnya,yang bermakna tugan seorang ayah untuk mengingatkan selalu beribadah dan agama sebagai pondasi kehidupan,untuk non muslim di kucurkan di seluruh tubuh dengan makna sang ayah akan selalu mengingatkan tentang kebaikan dan kebenaran seperti air yang diguyur dari kendi,yang setelah air dalam kendi habis ,kendi akan dipecah dengan makna PECAH PAMOR calon pengantin,sebagai tanda pecahlah pamor sang anak sebagai wanita dewasa dan memancarlah sinar pesonanya,acara siraman di dilanjutkan dengan mengendong calon mempelai melambangkan kasih sayang orang tua yang senantiasa mengiringi anaknya sampai detik terakhir menjelang tahap baru kehidupan sang anak, Dilanjutkan dengan memotong rambut atau bagas rikmo,yang bermakna membuang sukerta atau membuang kesialan atau hal hal jahat sebelum memasuki dunia baru.dulang pungkasan atau dulang terakhir yang mengungkapkan kasih sayang dan keihklasan kedua orang tua melepas anaknya,untuk menjalani kehidupan dengan pasangannya,dengan harapan sang anak akan terus berbakti kepada orang tuanya walaupun sudah menikah…inti dari makna dan filosofi siraman adalah Kedua Calon Pengantin akan kembali Bersih Menyambut Hari Baru Kehidupan Rumah Tangga,Layaknya Selembar kertas Putih Tanpa Noda,,,
So pernikahanmu nanti mau pakai acara siraman nda nih?
Karena melestarikan budaya jawa wujud dari cinta dan sayang kita kepada anak cucu

0821 3765 4724 ,Griya Rias Pengantin Tanti
Yang masih pengen tau lebih tentang siraman dan ada yang mau ditanyakan bisa hub no diatas..
R.Ngt Bintari Saptanti

#siraman
#siramanpengantin
#siramanadatjawa
#siramanpernikahan
#siramanadatjawa
#siramanpengantinjawa
#siramanadat
#siramanpria
#siramanpengantinpria
#tatacarasiramanpria

Filosofi Pemasangan Tarub





Tarub,Tarub Adalah,Tarub Pengantin Pengertian Tarub Adalah,Pengantin,Tata Upacara Pengantin


TARUB 

Dari Buku Tata Upacara Dan Wicara Pengantin gaya Yogyakarta 

Tulisan Drs.Suwana Pringgawidagda,M PdDisadur oleh R.Ngt Bintari Saptanti
Masyrakat jawa pada umumnya mengenal apa Tarub tetapi tidak banyak yang tau pasti apa makna dan perlambangnya,,,
Menurut Adrianto ( 1998:3 ) Tarub di lingkungan kraton Yogyakarta diartikan sebagai suatu atap sementara di halaman rumah yang dihias dengan daun Janur Melengkung pada tiangnya dan bagian tepi Tarub untuk perayaan Pengantin,atap tambahan itu disebut gaba gaba sebagai atap tambahan untuk berteduh para tamu dan undangan pada perhelatan Mantu,Tarub terbuat dari anyaman blarak ( daun kelapa ) untuk keperluan sementara atap tambahan,dihias janur yang dilengkungkan seperti gerbang gapura,ajaran simboliknya manusia itu sebagai hambaTuhan,harus senantiasa manekung ( bersujud memohon bimbingn Tuhan,Nur ( cahaya ) dari Janur ) agar TUHAN melimpahkan rahmat dan anugrahNya.
Tarub Juga melambangkan kumpulan banyak orang yang secara bersama sama melakukan suatu pekerjaan untuk membantu penyelengraan perhelatan mantu. 
Tarub dapat dibuat singkatan ( jarwa dhosok ) nata lan murub ( mengatur dan Api ) atau ditata dimen murub ( dihias agar tampak indah ) ,nata lan murub mengandung maksud bahwa api asmara maupun api kehidupan harus senantiasa diatur ( ditata ) agar hidup kita berirama,indah dan membahagiakan ( khususnya bagi pengantin berdua ),sebaliknya jika semangat dan api asmara dalam kehidupan tidak diatur akan berakibat kehancuran ,terjadinya perselingkuhan,percecokan,ketidak pedulian ( manut karepe dewe ).Makna TARUB melambangkan adanya harapan bahwa manusia harus dapat mengatur irama kehidupan.
Singkatan ( Jarwa dhosok ) Tarub adalah ditata dimen murub,kediaman pemangku hajat dihias sedemikian rupa agar tampak indah yang mencerminkan kebahagian pemangku hajat,penghiasan tarub ini mengunakan berbagai sarana seperti bleketepe,janur kuning,berbagai tuwuhan( tumbuh tumbuhan) yang semua mengandung makna dan harapan 
TARUB dalam bahasa Arab adalah Ta’aruf yang berarti pengumuman .secara tidak langsung memberikan pengumuman kepada tetangga dan handai taulan ,pada saat itu akan menikahkan putri tercinta memang dalam agama islam merupakan sunah Rosululoh SAW,yang dalam hal ini diperintahkan memberitakan kabar gembira kepada sanak saudara dan handai taulan,yang bertujuan sebagai ucapan rasa syukur dan untuk menghilangkan fitnah di masyarat terhadap calon pengantin,karena kalau masyarakat belum tau mereka sudah menikah akan dipertanyakan ketika mereka tinggal dalam satu rumah.

Sekiranya saduran ini bermanfaat untuk calon pengantin atau Pemangku gati yang akan menyelengarakan upacara pernikahan.

#tarub
#upacaraadatjawa
#pernikahan
#pernikahanjawa
#pengantin
#pengantinjawa

5/07/2018

0821 3765 4724 TARUB Griya Rias Manten Tanti

Tarub,Tarub Adalah,Tarub Pengantin Pengertian Tarub Adalah,Pengantin,Tata Upacara Pengantin


TARUB 

Dari Buku Tata Upacara Dan Wicara Pengantin gaya Yogyakarta 

Tulisan Drs.Suwana Pringgawidagda,M Pd

Disadur oleh R.Ngt Bintari Saptanti
Masyrakat jawa pada umumnya mengenal apa Tarub tetapi tidak banyak yang tau pasti apa makna dan perlambangnya,,,
Menurut Adrianto ( 1998:3 ) Tarub di lingkungan kraton Yogyakarta diartikan sebagai suatu atap sementara di halaman rumah yang dihias dengan daun Janur Melengkung pada tiangnya dan bagian tepi Tarub untuk perayaan Pengantin,atap tambahan itu disebut gaba gaba sebagai atap tambahan untuk berteduh para tamu dan undangan pada perhelatan Mantu,Tarub terbuat dari anyaman blarak ( daun kelapa ) untuk keperluan sementara atap tambahan,dihias janur yang dilengkungkan seperti gerbang gapura,ajaran simboliknya manusia itu sebagai hambaTuhan,harus senantiasa manekung ( bersujud memohon bimbingn Tuhan,Nur ( cahaya ) dari Janur ) agar TUHAN melimpahkan rahmat dan anugrahNya.
Tarub Juga melambangkan kumpulan banyak orang yang secara bersama sama melakukan suatu pekerjaan untuk membantu penyelengraan perhelatan mantu. 
Tarub dapat dibuat singkatan ( jarwa dhosok ) nata lan murub ( mengatur dan Api ) atau ditata dimen murub ( dihias agar tampak indah ) ,nata lan murub mengandung maksud bahwa api asmara maupun api kehidupan harus senantiasa diatur ( ditata ) agar hidup kita berirama,indah dan membahagiakan ( khususnya bagi pengantin berdua ),sebaliknya jika semangat dan api asmara dalam kehidupan tidak diatur akan berakibat kehancuran ,terjadinya perselingkuhan,percecokan,ketidak pedulian ( manut karepe dewe ).Makna TARUB melambangkan adanya harapan bahwa manusia harus dapat mengatur irama kehidupan.
Singkatan ( Jarwa dhosok ) Tarub adalah ditata dimen murub,kediaman pemangku hajat dihias sedemikian rupa agar tampak indah yang mencerminkan kebahagian pemangku hajat,penghiasan tarub ini mengunakan berbagai sarana seperti bleketepe,janur kuning,berbagai tuwuhan( tumbuh tumbuhan) yang semua mengandung makna dan harapan 
TARUB dalam bahasa Arab adalah Ta’aruf yang berarti pengumuman .secara tidak langsung memberikan pengumuman kepada tetangga dan handai taulan ,pada saat itu akan menikahkan putri tercinta memang dalam agama islam merupakan sunah Rosululoh SAW,yang dalam hal ini diperintahkan memberitakan kabar gembira kepada sanak saudara dan handai taulan,yang bertujuan sebagai ucapan rasa syukur dan untuk menghilangkan fitnah di masyarat terhadap calon pengantin,karena kalau masyarakat belum tau mereka sudah menikah akan dipertanyakan ketika mereka tinggal dalam satu rumah.
Sekiranya saduran ini bermanfaat untuk calon pengantin atau Pemangku gati yang akan menyelengarakan upacara pernikahan.

5/03/2018

0821 3765 4724 Griya Rias Manten Tanti


Mengapa Pengantin Jawa Identik Yogyakarta dan Surakarta?



Mungkin kita selalu bertanya atau bahkan tidak tahu, kenapa pengantin jawa hanya identik dengan Gaya Yogyakarta dan Gaya Surakarta. Padahal kita tahu, bahwa jawa bukan hanya itu, di Pulau Jawa terdapat puluhan Tata Rias Pengantin, mulai dari ujung barat hingga timur. Dari tanah sunda sebagai bagian barat tanah jawa dengan berbagai macam kekhasan sigernya, jawa tengah yang hanya dikenal Yogya dan Solo serta beberapa gaya pengantin yang jarang orang tahu seperti TRP Semarangan, Cilacap dan daerah di jawa tengah lainnya yang mulai bermunculan dan membakukan TRPnya masing-masing. Di Jawa Timur bahkan setiap kota dan kabupaten memiliki TRPnya masing-masing dengan khasnya yang sangat berbeda, mulai dari Bojonegoro, Ponoragan, Surabaya, Banyuwangi, Madura dengan Kratonnya, dan beberapa daerah lainnya. Namun, kenapa Pengantin Jawa Hanya Identik dengan TRP Yogyakarta dan Surakarta?


Yogyakarta dan Surakarta merupakan kerajaan atau kraton yang terjadi dari perpecahan Mataram. Mataram merupakan kerajaan tua yang sampai saat ini masih menunjukan eksistensinya diberbagai bidang. Sebagai kerajaan yang besar dan berpengaruh di pulau jawa menjadikan Mataram menjadi pelopor atau bahkan menjadi panutan. Pengaruh Majapahit sebagai kerajaan yang terbesar di Nusantara kala itu memberikan warna yang luar biasa bagi Mataram khususnya dalam Tata Rias Pengantinnya. Sogo Upil sebagai istilah yang dipakai pada busana jaman Majapahit sampai saat ini masih diterapkan pada masyarakat jawa khusunya pada masyarakat Yogyakarta.


Perjanjian Giyanti sebagai tanda perpecahan kerajaan Mataram menjadi titik awal munculnya gaya pengantin yang baru pada Kraton Surakarta dan Yogyakarta. Sebenarnya Yogyakarta membawa sebagian gaya berpakaian kerajaan Mataram, dari gaya Pengantin hingga pakaian sehari-hari. Paes Ageng dianggap sebagai pusaka kerajaan Mataram menjadi hak Kraton Yogyakarta. Hal tersebut membuat Surakarta menciptakan gaya baru, dari gaya pengantin hingga pakaian sehari-hari.


Mataram yang dianggap kerajaan besar masyarakat jawa mendapat tempat tersendiri sampai saat ini. Sebagai keturunannya Yogyakarta dan Surakarta dikenal oleh masyarakat luas sebagai kerajaan Jawa. Maka dari itu kenapa masyarakat umum lebih mengidentikan Pengantin gaya Yogyakarta dan Surakarta sebagai pengantin Jawa.


Pengantin Jawa dianggap sebagai sesuatu yang baku dan tidak ada perubahan yang mencolok dari jaman dahulu hingga saat ini. Mempertahankan eksistensi dan menjaga budaya jawa yang tetap dilakukan oleh seluruh masyarakat yang menjadi bagian dari Keraton. Hal ini dilakukan untuk agar tetap lestarinya suatu kebudayaan khususnya jawa.